Teori Strukturalisme dan Perkembangannya

Sabtu, 24 September 2011
Berbicara tentang teori Stukturalisme dalam disiplin ilmu Anthropology tentunya kita tidak bisa memisahkannya dari teori Fungsionalisme atau Stuktural-Fungsionalisme. Berdasarkan hal ini, jika ingin mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang terdapat dalam pemikiran strukturalisme, tentunya kita tidak bisa mengabaikan pemikiran Fungsionalisme atau Struktural-Fungsionalisme. Bahkan dalam perkembangannya hingga saat ini, pengaruh pemikiran Funsionalisme ini masih tetap besar dalam Antropologi. 
Penulis; Ruddy Agusyanto, M.Si

Struktural Levi Strauss dalam Si Kabayan

Kita tahu, bahwa sebuah dongeng merupakan gambaran kejadian pada zaman dahulu. Biasanya disampaikan dalam bentuk lisan. Kemudian pada perkembangan berikutnya cerita-cerita itu ditulis dan dipublikasikan. Dongeng mungkin cerita khayalan, tetapi dari situ kita bisa melihat bahwa khayalan dalam dongeng bukan khayalan yang tanpa pijakan. Dongeng tetap mempunyai sumber dari mana dirinya datang. Dalam hal inilah Levi Strauss mengatakan bahwa dongeng merupakan hasil dari nirsadar seseorang atau kelompok masyarakat. Karena itu untuk memahami struktur mitos dapat dijelaskan dengan menunjuk pada fungsinya, yakni sebagai media untuk mengembangkan suatu argumen logis dalam bentuk proposisi-proposisi. Melalui cara ini mitos dianggap dapat membantu memecahkan atau menjelaskan berbagai kontradiksi yang ada dalam berbagai kepercayaan yang dianut oleh suatu masyarakat (Ahimsa, 2001). Melalui pemikiran tersebut, sebagai asumsi dasar, penulis mencoba menganalisis Si Kabayan dengan menggunakan pendekatan Strukturalisme Levi Strauss.

Struktural-Fungsionalis

This article deals with the concepts of function and social structure, developed by two leading figures in British Social Anthropology, Radcliffe -Brown and Malinowski, before the Second World War. In this article, the author distinguishes Malinowski's concept of function from Radcliffe -Brown's, delineates Radcliffe-Brown's concept of social-structure and Evans-Pritchard's review of this concept. This article particularly inteds to help the Indonesia students to study anthropological theory in their own language.

Software; Save As PDF and XPS

File ini adalah file plugin dari microsoft word 2007 agar MS word 2007 bisa menyimpan file yg sudah kita ketik (mis; Microsotf Word) ke dalam format PDF dan XPS. TERTARIK???

untuk itu ikuti langkahnya;

  1. Download file  dari microsoft SaveAsPDFandXPS.exe
  2. Jalankan file SaveAsPDFandXPS.exe (klik 2x File)
  3. Kemudian ikuti instruksi instalasi SaveAsPDFandXPS
  4. Setelah instalasi, sekarang anda tinggal membuka dokumen Anda menggunakan microsoft office 2007, (contoh: microsoft word)
  5. Klik menu utama microsot word, kemudian pilih menu Save As
  6. Apabila instalasi SaveAsPDFandXPS benar maka seharusnya terdapat menu PDF and XPS dalam sub menu Save As. Kemudian klik Publish.

Etnomedisin

Salah satu tulisan ahli antropologi yakni Erwin Ackerknecth pada tahun 1940-an, tanpa malu-malu membahas mengenai pengobatan primitif, hal ini dikarenakan mereka melakukan penelitian pada masyarakat primitif. Namun pada saat setelah Perang Dunia II, studi antropologi berubah dari masyarakat primitif ke masyarakat desa, membuat para ahli antropologi dalam hal mendeskripsikan sistem medis yang berbeda dengan sistem medis barat merasa kebingungan mengenai peristilahan. Seperti istilah Redfield yakni “pengobatan rakyat” (folk medicine), yang menimbulkan kebingungan, karena dalam masyarakat yang teknologinya maju, pengobatan populer sering pula disebut sebagai pengobatan “rakyat”.
Kebingungan tersebut bukanlah karena tidak relevannya istilah yang dulu (primitif) untuk digunakan pada saat sekarang, namun ketakutan akan kritikan karena istilah tersebut mengandung makna yang merendahkan. Hal ini terbukti dengan adanya ahli antropologi yang berusaha menghilangkan kata “primitif” pada setiap tulisannya, seperti Ackerknecth. Namun apabila berpindah dari kerangka tipe-tipe masyarakat kepada kerangka etiologi, kepada konsep-konsep tentang kausalitas penyakit, Foster dan Anderson tidak akan menghapus istilah sebelumnya, namun berpendapat bahwa apabila istilah-istilah yang digunakan dalam konteks sistem klarifikasi dengan label istilah-istilah yang relatif netral, maka istilah-istilah tersebut tidak akam merugikan siapa pun.............................
(ANTROPOLOGI KESEHATAN;FOSTER/ANDERSON;Hal;61-83)